1. Sensual
Anak-anak mengalami proses merasakan, bertindak dan berpikir. Sedangkan pria dewasa berpikir, bertindak dan akhirnya merasakan. Tetapi saat ini, kebanyakan pria dewasa mirip seperti seorang anak kecil, mereka lebih suka bertindak dahulu baru berpikir, kemudian merasakan penyesalan atas tindakannya itu.
Anak-anak mengalami proses merasakan, bertindak dan berpikir. Sedangkan pria dewasa berpikir, bertindak dan akhirnya merasakan. Tetapi saat ini, kebanyakan pria dewasa mirip seperti seorang anak kecil, mereka lebih suka bertindak dahulu baru berpikir, kemudian merasakan penyesalan atas tindakannya itu.
2. Egois
Pria yang tidak sadar akan keegoisannya adalah pria yang belum dewasa. Seorang pria yang belum dewasa sering kali tidak sadar akan keegoisannya, mari kita lihat contoh berikut: suatu keluarga, ayah, ibu dan seorang anak sedang makan pagi bersama. Di meja makan telah tersedia roti panggang, susu dan yang lainnya. Ketika sang anak hendak mengambil roti panggang, tangannya menyenggol gelas yang berisi susu hingga jatuh. Seketika itu juga ayahnya memandang dia dengan mimik muka yang marah sambil berkata: “kurang ajar! Susu aja tumpah, kamu gimana sih ngambilnya!” Sang anak tidak menjawab. Selesai makan, dia langsung masuk kamar dan menagis. Keesokan harinya, diwaktu yang sama, keluarga ini di meja makan lagi. Saat sang ayah hendak mengambil roti panggang, tangannya menyenggol susu hingga jatuh, sang ayah memandang marah kepada sang ibu dan berkata: “mama! Kenapa taruh susu disini!”
Pria yang tidak sadar akan keegoisannya adalah pria yang belum dewasa. Seorang pria yang belum dewasa sering kali tidak sadar akan keegoisannya, mari kita lihat contoh berikut: suatu keluarga, ayah, ibu dan seorang anak sedang makan pagi bersama. Di meja makan telah tersedia roti panggang, susu dan yang lainnya. Ketika sang anak hendak mengambil roti panggang, tangannya menyenggol gelas yang berisi susu hingga jatuh. Seketika itu juga ayahnya memandang dia dengan mimik muka yang marah sambil berkata: “kurang ajar! Susu aja tumpah, kamu gimana sih ngambilnya!” Sang anak tidak menjawab. Selesai makan, dia langsung masuk kamar dan menagis. Keesokan harinya, diwaktu yang sama, keluarga ini di meja makan lagi. Saat sang ayah hendak mengambil roti panggang, tangannya menyenggol susu hingga jatuh, sang ayah memandang marah kepada sang ibu dan berkata: “mama! Kenapa taruh susu disini!”
3. Tidak Konsisten
Tuhan dan wanita, menginginkan agar pria memiliki konsistensi, ketegasan dan kekuatan. Kesetiaan adalah batu penjuru dari karakter. Sering kali pria hanya mengutamakan dan menonjolkan kemampuan dan kharisma, tetapi tidak menekankan kesetiaan. Hanya kesetiaan yang dapat membuat pria terus berkembang dalam hidupnya. Kharisma bisa membawa Anda ke atas, tetapi hanya karakter yang dapat mempertahankannya.
4. Tidak Tepat Janji
Perkataan seorang pria adalah ukuran dari karakternya. Perkataan Anda membuktikan kepriaan Anda, kepriaan Anda membuktikan perkataan Anda.
5. Tidak Bertanggung Jawab
Hakikat utama menjadi seorang ayah adalah mengajar anak-anaknya bertanggung jawab atas perbuatan mereka. Tanggung jawab seorang ayah bukanlah membuat keputusan bagi anaknya, melainkan membiarkan anaknya melihat bagaimana sang ayah membuat keputusan. Tanggung jawab terhadap kesuksesan tergantung pada kemauan untuk bertangung jawab terhadap kegagalan.
6. Suka Bersembunyi
Krisis tidak akan membentuk karkater seorang pria, krisis hanya akan mengungkapkan siapa dia sesungguhnya. Orang sukses melihat krisis sebagai kesempatan untuk berubah: dari yang kurang kepada yang lebih, dari yang kecil kepada yang lebih besar.
7. Hanya Berespon Terhadap Pemaksaan
Pria yang belum dewasa adalah pria yang hanya berespon apabila dipaksa atau ditekan. Tuhan tidak menciptakan manusia untuk menjadi diktator, melainkan pemimpin.
Apabila ketujuh ciri ini masih melekat pada Anda berarti anda belum tepat dikatakan dewasa. Menjadi laki-laki adalah masalah kelahiran, menjadi pria sejati adalah masalah pilihan.
http://www.ngeramal.com/2011/12/7-tanda-pria-tak-dewasa.html
0 komentar:
Posting Komentar